Seandainya
kita ditanya, bagaimanakah bentuk jembatan yang biasa anda temui?
Jawabannya pasti bermacam-macam, mungkin jembatan layang, jembatan
beton, atau…. Jembatan gantung? Wah, jembatan gantung bukannya
sudah jarang, ya? Karena konstruksi bangunannya yang rapuh jembatan
gantung kebanyakan telah dibongkar untuk diganti dengan jembatan
beton yang lebih kokoh.
pemandangan kali Progo yang memesona |
Jembatan
Gantung Dukuh Duwet
Namun
ternyata, di dukuh Duwet desa Banjar Harjo masih ada sebuah jembatan
gantung bersejarah. Jembatan gantung Duwet, itu namanya. Wah, Duwet
ini bukan nama minuman saudaranya Dawet lho ya, tetapi nama sebuah
pedukuhan di desa Banjarharjo kecamatan Kalibawang.
Apabila
dibandingkan dengan pedukuhan Beku dan Gerpule, Duwet terletak di
bawah. Artinya pedukuhan Duwet ini terletak di pinggir jalan
Kulonprogo-Muntilan, sebelum kita memasuki wilayah Beku dan Gerpule.
Untuk sampai ke Duwet kita bisa bertanya pada penduduk sekitar karena
letaknya yang mudah (tidak harus berbelok naik perbukitan) atau lurus
mengikuti jalan Kulonprogo-Muntilan sampai menemukan petunjuk jalan
dengan tulisan “jalur alternatif ke Sleman (khusus roda dua)”.
Ketika
pertama kali berkunjung ke Kulonprogo saya juga sempat
bertanya-tanya, kenapa khusus roda dua? Mungkinkah ada jalan sempit
yang menghadang di depan? Usut punya usut, ternyata di tengah
perjalanan menuju Sleman kita akan melewati jembatan gantung
bersejarah di wilayah dukuh Duwet.
Dibandingkan
dengan jembatan-jembatan jaman sekarang, jumbatan gantung Duwet
pastilah tergolong jembatan kecil. Tapi kalau kita analogikan bentuk
jembatan ini sesuai dengan masa dibangunnya (1950) maka bisa
dikatakan jembatan ini termasuk fenomenal. Panjang jembatan Duwet
berkisar kurang lebih 100 meter dengan diameter dua meteran
menghubungkan dua seberang sungai Progo. Di sepanjang melewati
jembatan, kita bisa melihat pemandangan sungai Progo yang bersih
dengan dua buah air terjun kecil di kedua sisinya. Menakjubkan.
Pemandangan dan sensasi menaiki jembatan gantung inilah yang membuat
penduduk sekitar tidak pernah sepi berkumpul melepas penat di sekitar
jembatan pada pagi dan sore hari.
indah kan, pemandangannya?
Sejarah
Jembatan Duwet
Jembatan
ini dibangun pada tahun 1950, atau pada masa-masa awal Indonesia
merdeka. Di batu peringatan yang terdapat di samping jembatan
tertulis bahwa jembatan ini selesai dibangun pada tahun 1950. Wah,
jadi mungkin saja pembangunan jembatan ini sudah dimulai pada tahun
1940-an.
Selain
terdapat batu peringatan pembangunan di sisi kanan jembatan, di
sebelah kiri juga terdapat batu penghargaan jembatan sebagai
“Bangunan Warisan Budaya” yang secara resmi ditandatangani oleh
Sultan Hamengkubuwono X. Hal ini mengindikasikan bahwa jembatan Duwet
merupakan cagar budaya yang harus dijaga oleh masyarakatnya. Untuk
menjaga jembatan inilah maka dibuat peraturan bahwa yang bisa
melintas menyeberangi jembatan hanya pengendara sepeda motor dan
pejalan kaki saja.
Ada
satu tips bagi siapa saja yang penasaran ingin menoba melintasi
jembatan ini, jangan lupa untuk berpegangan pada dinding jembatan.
Kenapa? Karena jembatan ini adalah jembatan gantung yang tentu saja
akan bergerak ketika angin cukup keras datang, atau ada pesepeda
motor melintas melewati anda yang tengah berdiri di tengah jembatan.
Selamat berkunjung dan mencoba sensasi jembatan gantung bersejarah
ini, ya!
jangan lupa mampir tengok jembatan ini ya... :)