Kamis, 21 Agustus 2014

Memperkenalkan Goa Landak

Suasana hijau yang asri, udara sejuk, dan penduduk yang ramah akan menyambut kita ketika menjejakkan langkah di desa Banjarharjo. Rasa alami, jauh dari bising kota yang terkesan panas dan palsu. Dibalik selendang keanggunannya, ternyata desa ini menyimpan potensi wisata yang sangat kaya, dua diantaranya yang telah diresmikan adalah Makam Nyi Ageng Serang di dukuh Beku dan Jembatan Gantung Duwet yang menjadi cagar budaya.
Gerpule, merupakan satu dari 22 padukuhan yang dinaungi desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo. Dukuh ini berbatasan dengan dukuh Beku di sebelah timur, menjadi lokasi tempat bersejarah makam Nyi Ageng Serang. Apabila kita menyusuri jalan menuju makam Nyi Ageng Serang, sebagian daerah Gerpule akan terlewati termasuk kediaman Bapak Samiran yang menjadi dukuh di Gerpule. Lokasi goa Landak tidak jauh dari rumah bapak Samiran ini.

 



asrinya suasana 
di dukuh Gerpule

Sejarah Goa Landak
Goa Landak dipercaya masyarakat telah ada sejak dahulu kala, goa ini terbentuk secara alami dan akhirnya menjadi tempat persembunyian landak dari manusia. Landak-landak yang mendiami tempat ini lama-kelamaan semakin banyak. Saking banyaknya landak-landak ini membentuk semacam koloni sendiri di perut goa.
Namun anehnya, para landak tidak akan menampakkan wujudnya di sembarang tempat. Mereka hanya akan keluar di saat musim panen tiba. Masyarakat sekitar sebenarnya merasa terganggu dengan landak-landak yang sering mencuri hasil panen ini. Namun masyarakat tidak berani mengusik para landak dan mengganggu ketentraman di areal sekitar goa. Menurut cerita dari Bapak Samiran (DukuhGerpule), wilayah goa Landak dan sekitarnya dahulu terkenal sebagai tempat wingit/angker. Tidak sembarang orang berani menyusuri tempat ini karena takut akan terkena dampak buruk. 

 Penutupan Goa Landak
Landak-landak yang mendiami goa landak memang tidak sering keluar ataupun menakuti warga, namun kebiasaan mencuri makanan saat musim panen cukup meresahkan juga. Awal abad ke-19, Indonesia memasuki masa krisis, dan kemiskinan merajalela akibat pergolakan yang terjadi di Belanda ataupun gerakan idealis ingin merdeka yang mulai merambahi ideologi para pemuda Indonesia. Masyarakat Gerpule tak terkecuali terkena imbas krisis ini meskipun tidak secara langsung. Warga hidup berkecukupan, bahkan cenderung menengah ke bawah. Panen yang dihasilkan hanya cukup untuk membayar setoran bagi pemerintah dan menutup kebutuhan makan sehari-hari. Ditambah dengan gangguan dari hama landak ini maka masyarakat benar-benar dalam kesulitan.


 ditemukan juga fosil-fosil kecil
seperti fosil landak di dalam proses penggalian

Melalui musyawarah bersama, kira-kira pada tahun 1930-an goaLandak diputuskan untuk ditutup oleh para sesepuh desa. Karena wilayah goa landak ini terkenal angker, maka menutupnya pun tidak bisa sembarangan. Goa Landak ditutup oleh tiga tokoh pilihan Gerpule, KromoYudho, WangsoKaryo, dan WangsoTaruno. Mereka adalah tiga sesepuh desa yang terkenal memiliki kesaktian ajiwedhusmlayu dan watusujud. Wedhusmlayu merupakan ajian yang memungkinkan pemiliknya untuk bisa berlari dengan sangat cepat, sementara watusujud mampu meringankan berat batu sebesar apapun agar bisa diangkat dengan mudah. Dengan usaha tiga orang tokoh ini, goa Landak berhasil ditutup dengan menggunakan sebuah batu besar.

 di batu-batu karang inilah
biasa ditemukan fosil-fosil

Perkembangan Goa Landak
Selama kurang lebih setengah abad, goa Landak seperti mati suri tertutup bebatuan.Tumbuh-tumbuhan hutan mulai muncul merambat di sekitar mulut goa. Lima puluh tahun memang bukan waktu yang singkat, suasana mistis muncul kembali dibumbui dengan legenda penutupan goa Landak membuat masyarakat jaga jarak.
Namun aneh, ternyata masih ada pula sebagian orang yang datang ke tempat ini. Bukan untuk nyepi mempertebal wawasan spiritual, nongkrong, atau sekedar jalan-jalan. Beberapa orang datang untuk mencari wangsit nomor lotere. Lucu, aneh, tapi nyata, beginilah budaya kita. Demam cari wangsit di Gerpule terjadi pada periode 1980-an, ketika narasumber kami, pak Joko Prasetyo, masih kanak-kanak



asiknya mejeng di Goa Landak

 sarapan bakmi dengan udara pagi, hmmm...

Goa Landak Sebagai Obyek Pariwisata
Awalnya, ide pembukaan goadicetuskan oleh golongan pemuda dukuh Gerpule pada rapat wargatahun 2012 lalu.Ide ini mendapat sambutan hangat dari para tokoh desa. Mereka menilai pembukaan goa Landak bukan hanya untuk mengembangkan potensi pariwisata di dukuh Gerpule tapi juga menyingkirkan atau paling tidak meringankan kabut keangkeran yang telah lama menyelimuti areal goa Landak.
Maka pada tahun 2012, dimulailah usaha pembukaan goa. Proses pencarian lokasi yang tepat ternyata membutuhkan waktu relatif lama. Hal ini disebabkan karena konon goa Landak memiliki tiga titik pintu yang harus ditelusuri satu persatu. Setelah dua tahunan, Mei tahun 2014, pintu terbesar baru ditemukan. Sampai sekarang warga masih bergotong royong melakukan eskavasi goa secara swadaya karena belum ada donatur yang jelas. Proposal pengembangan goa sebenarnya sudah disetorkan ke dinas pariwisata, namun belum juga mendapat jawaban.
Meski begitu masyarakat gerpule tetap optimis goa landak akan menjadi obyek wisata yang berskala luas karena kelebihan-kelebihan terpendam yang dimilikinya. Tiap hari minggu dan tanggal merah, masyarakat Gerpule tetap bersemangat melanjutkan penggalian lubang goa sedikit demi sedikit. Meskipun dengan alat, tenaga, dan biaya terbatas mereke bertekad menyelesaikan pembukaan goa sampai selesai.
pintu Goa Landak tampak samping

batuan karang yang secara alami terbentuk oleh alam

proyek eskavasi goa swadaya dari masyarakat

Ada satu cerita unik mengenai goa Landak dari seorang sesepuh desa yang kami temui. Konon, seorang warga pernah masuk ke goa pada malam hari dan mendapati wanita cantik tengah menenun baju di dalamnya. Karena asal-usul wanita ini tidak jelas, maka warga tersebut memaksanya keluar dari goa. Kalah tenaga, wanita itu pun terseret keluar dari goa. Namun ketika sampai di luar wanita itu raib berubah menjadi seekor landak yang berlari kencang. Mungkinkah ada landak jadi-jadian menempati goa ini? Siapa berani membuktikan, berkunjunglah ke dukuh Gerpule di desa Banjarharjo, kecamatan Kalibawang, Kulonprogo.

bapak-bapak yang tak pernah lelah bergotong-royong merekonstruksi goa

bapak dukuh Samiran dan sesepuh desa Gerpule

fosil-fosil banyak ditemukan di sela bebatuan

Narasumber: Dukuh Gerpule (bapak Samiran)
Joko Prasetyo (ketua pemuda Gerpule)
Bapak Widodo (warga/aktifis eskavasi goa Landak)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar